Jakarta - Kritik terus mengalir pada sikap dan perilaku pejabat di Indonesia. Mulai dari gaya hidup mewah, hingga perilaku yang cenderung tidak memiliki sikap kenegarawanan. Para pejabat lebih mementingkan kepentingan pribadi dan kelompok.
"Jarang yang bersikap negarawan, banyakan politikus," kata mantan Kepala Pusat Pelaporan Analisa Transaksi Keuangan (PPATK) Yunus Husein, saat berbincang, Sabtu (21/1/2012).
Menurut Yunus, kadang pejabat di Indonesia tidak memberikan contoh yang baik untuk bawahan atau rakyat. Padahal, mereka seharusnya memberi tauladan kepatuhan pada ketentuan.
"Sehingga kadang kepentingan kelompok atau partai dapat mengalahkan kepentingan negara, adakalanya negara dan rakyat dirugikan. Pejabat juga suka mencampurkan urusan pribadi dan dinas, sehingga kepentingan umum dirugikan. Ada sebagian seperti itu," tutur Yunus yang pernah berkiprah di Satgas Pemberantasan Mafia Hukum ini.
Berbicara tentang perilaku pejabat memang, seolah tidak ada habisnya. Misalnya, Soal gaya hidup mewah pejabat pun pernah disorot pimpinan KPK Busyro Muqoddas. Di saat rakyat masih banyak yang membutuhkan, fasilitas pejabat berlimpahan, gaya hidup mewah jadi pilihan.
Soal sikap pejabat ini pun sempat disorot Wapres Boediono. Bahkan dengan lantang Wapres meminta pejabat Indonesia bisa meniru Singapura, yang bisa berkembang dengan sangat maju karena para pejabat publiknya punya niat baik.
"Pejabat negara kunci dari keberhasilan negara. Beliau (Lee Hsien Long-red) mengatakan, dari segi remunerasi, pejabat negara itu harus digaji cukup. Cukup dalam arti sebenarnya," ujar Boediono saat memberikan pengantar dalam rapat kerja pemerintah di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (19/1).
0 komentar:
Posting Komentar